Dari yang tidak bisa bermain musik. Sesekali menjentikkan jarinya di atas ukulele kecil milik temannya, lalu mendengar suara RHK (Ruang Henti Khusus), mendengar suara klakson tak sabaran, mendengar gumaman orang orang sibuk, menjadikan kesemuanya sebuah nada, diam-diam disana terlahir seorang komposer musik yang kita tidak pernah sangka.
Semua bisa jadi mungkin di Pinggir Kali, ia menjadi wadah berkarya, mencari jati dirinya sebagai manusia, termasuk saya. Karena disanalah telah lahir, manusia yang paling bersinar, manusia yang menyinari hati siapa saja, Ane Matahari (*)