Scroll untuk baca artikel
HeadlinePendidikan

Wajah Dunia Pendidikan di Bogor, SDN Singajaya 06 Nyaris Ambruk

×

Wajah Dunia Pendidikan di Bogor, SDN Singajaya 06 Nyaris Ambruk

Sebarkan artikel ini
SDN Singajaya 06 ambruk
Suasana kegiatan belajar mengajar siswa di ruang perpustakaan SDN Singajaya 06, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Foto: suarapena.com

SUARAPENA.COM – Wajah dunia pendidikan di Bogor dapat dilihat salah satunya dengan kondisi bangunan di SDN Singajaya 06 yang nyaris ambruk. Sekolah yang terletak di Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini tidak lagi layak menjadi tempat kegiatan belajar mengajar (KBM).

Kepala SDN Singajaya 06 Jonggol Elis Destianawati berharap agar infrastruktur gedung sekolahnya mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat. Dari informasi yang dia terima, SDN Singajaya 06 bakal mendapat perbaikan pada 2018 mendatang.
“Dari dinas pendidikan informasinya renovasi akan direalisasikan tahun 2018,” ungkap Elis, Rabu (11/10/2017).

Advertisement
Scroll ke bawah untuk lihat konten

Kepala sekolah yang baru mengajar di SDN Singajaya 06 sejak lima bulan lalu ini mengungkapkan, kegiatan belajar mengajar menjadi terkendala lantaran ada kekhawatiran gedung sekolah ambruk. Sementara itu, orang tua siswa juga was-was dan enggan menyekolahkan anaknya di SDN Singajaya 06 yang kondisi bangunannya rapuh.

“Ruang kelas belajar siswa sudah tidak bisa dipakai lagi sudah lama. Bagaimana muridnya mau bertambah kalau kondisi fisik gedung sekolah disini memperihatinkan,” keluhnya.

Sekolah yang memiliki luas lahan 1.700 meter persegi ini memiliki 85 siswa saat ini. Siswa hanya bisa belajar dengan memanfaatkan teras, ruang guru dan ruang perpustakaan. Sementara itu, tidak ada ruang kelas belajar yang lalyak lagi untuk dijadikan tempat kegiatan belajar mengajar.

Berita Terkait: SDN Singajaya 06 Nyaris Ambruk, Camat Jonggol Bersumpah…

Dari informasi yang diterima, Elis menyebut renovasi terakhir gedung SDN Singajaya 06 yang telah berdiri sejak 1987 ini adalah pada 2007 lalu. Sejak saat itu, tidak ada lagi perbaikan yang dilakukan hingga beberapa atap mulai miring, lantai dan dinding mulai keropos.

“Murid yang tersisa dari kelas I sampai kelas VI hanay 85 siswa, dan lima orang tenaga guru pengajar termasuk kepala sekolah. Karena kondisi gedung yang rusak siswa harus belajar di ruang guru dan ruang perpustakaan,” paparnya.

Sementara itu, Siti, salah seorang siswa kelas VI SDN Singajaya 06 mengaku khawatir jika harus memanfaatkan ruang kelas yang rapuh. Pasalnya, kondisi gedung dan atap yang rapuh ini bisa saja ambruk sewaktu-waktu saat dia sedang belajar.

“Takutnya atap roboh dan menimpa saya dan teman-teman. Saya minta tolon ibu Bupati supaya dibetulin sekolah kami,” harap Siti. (dad)