SUARAPENA.COM – Pondok Pesantren Ibadurrahman Tasikmalaya bekerjasama dengan Yayasan Silsilah Quranuna (YSQ) Indonesia memperkenalkan program barunya.
Project Officer Program Duta Tahfidz Quran (DTQ) Silsilah Quranuna Amma Muliya Romadoni mengatakan, metode SQ kali ini menggunakan pendekatan numerasi dan literasi.
Pendekatan numerasi yang digunakan, dijelaskan Amma, dengan menghafal awal halaman ayat dan baris beserta nomor serta pola ayatnya.
Sedangkan pendekatan literasi, menggunakan metode talaqqi serta berbasis penjelasan dengan bahasa inggris dan arab.
“Ini untuk mencetak para penghafal quran 30 juz dengan metode unggulan besutan SQ,” ujar Amma dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/2/2022).
Saat ini, Amma menyebut santri yang telah lolos seleksi menjadi santri DTQ di Pondok Pesantren Ibadurrohman Tasikmalaya berjumlah 19 orang. Santri tersebut mulai dari kelas X sampai XII.
Para santri itu diseleksi secara ketat melalui wawancara. Minimal para santri telah memiliki modal hafalan 10 juz dan diutamakan telah mengantongi izin orang tua atau wali santri.
“Proses penjaringan ini dipersiapkan sedemikian rupa, yang berminat mengikut program ini harus memiliki hafalan minimal 10 juz untuk bisa lolos mengikuti beberapa tahapan seleksi lainnya,” katanya.
Selain itu, Amma juga mengatakan dalam proses penjaringannya telah melibatkan santri kelas atas untuk mengajarkan adik-adik kelasnya.
Tujuannya, untuk regenerasi dan memperkuat basis sumber daya manusia di PPTQ Ibadurrahman. Sehingga, ke depan tidak perlu mengambil tenaga pengajar dari luar pondok pesantren.
“Sebenarnya kita sedang membangun regenerasi sekaligus untuk memperkuat potensi sumber daya manusia yang ada,” tuturnya.
“Melalui pemberdayaan santri ini, kita memberikan kesempatan untuk bagaimana mempelajari dan mengajarkan Alquran. Ini kita dorong mereka untuk bisa. Karena itu SDM di sini diberdayakan,” tambah Amma.
Selain melatih hafalan al quran, program tambahan lainnya yaitu pendalaman mata pelajaran secara khusus.
Diantaranya, upgrading kemampuan Bahasa Inggris dengan TOEFL, academic writing dan memanfaatkan media sosial untuk aktualisasi diri sebagai santri DTQ.
DTQ sendiri, kata Amma, merupakan
program yang dirancang oleh Yayasan Silsilah Quranuna Indonesia sejak November 2021 lalu.
Program itu untuk membantu sistem program tahfidz di beberapa pondok pesantren diwilayah Priangan Timur (Garut, Tasik, Ciamis dan Banjar).
“Ini juga untuk pengkaderan dan membuat variasi program duta tahfidz, DTQ Ponpes Ibadurrahman ini pilot project pertama.
Dan Insya Allah akan diduplikasi ke beberapa Ponpes di kawasan Priangan Timur. Kita sudah jalin kerjasama dengan beberapa Ponpes,” terang Amma.
Lebih lanjut, Pria kelahiran Jakarta, Alumnus S2 ITB Fakultas Teknik Mesin Dirgantara tahun 2019 itu juga menargetkan dalam satu tahun para santri bisa hafal 30 juz.
Sementara, untuk program reguler dari PPTQ Ibadurohman sendiri, persemester santri hanya ditarget 1 juz.
“Ini kan program setahun. Targetnya setahun 30 juz. Untuk program reguler sendiri, cuma satu semester 1 juz khusus santri biasa. Sedangkan Duta Tahfidz, setahun 30 juz,” ungkapnya. (Bo/cr07)