Scroll untuk baca artikel
HeadlineNews

Darurat Bencana Ponorogo Hingga 15 April, Warga Direlokasi

×

Darurat Bencana Ponorogo Hingga 15 April, Warga Direlokasi

Sebarkan artikel ini
Foto udara skala detil dari drone longsor Ponorogo. BNPB

SUARAPENA.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan status tanggap darurat bencana longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo berlangsung dari 2 April hingga 15 April 2017 mendatang.

Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan, tim dari BNPB, PVMBG, UGM, PUPERA dan LHK telah melakukan Kajian secara cepat untuk melakukan pemulihan secara keseluruhan. Salah satunya adalah relokasi penduduk terdampak bencana longsor di Ponorogo.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk lihat konten

“Bersama pemerintah daerah setempat, kami telah meminta untuk menyediakan segera tempat relokasi penduduk. Bupati telah menyetujui usulan masyarakat untuk membangun di lokasi ladang mereka. Namun akan kami kaji lebih dahulu daerah tersebut aman atau tidak dari potensi bencana” katanya saat lakukan peninjauan langsung lokasi bencana longsor Ponorogo, Minggu (2/4/2017).

Berita Terkait:  Bali, NTB, dan Banyuwangi Digoyang Gempa 6,4 SR

Hingga Senin pagi (3/4/2017) 2 korban meninggal telah ditemukan, sedangkan 26 korban masih hilang. Sebanyak 300 jiwa mengungsi di rumah kepala desa dan menumpang sanak saudara terdekat yang aman dari longsor.

Berita Terkait:  Kerugian Banjir dan Longsor Kabupaten Limapuluh Kota Capai Ratusan Miliar

Kondisi pengungsi memerlukan bantuan, khususnya kebutuhan dasar seperti permakanan, pakaian, selimut, air bersih, sanitasi, trauma healing dan lainnya. Pencarian dan penanganan pengungsi masih terus dilanjutkan. Tetapi kondisi hujan masih sering turun di lokasi longsor  mengganggu aktivitas pencarian korban.

Penanganan pengungsi sudah ditangani dengan baik oleh Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan. Operasi pencarian korban juga sudah dikelompokkan dan terus dilakukan.

“Ada 7 alat berat dan dibagi 3 sektor. Sektor A kedalaman 17-20 meter yang ditangani oleh Basarnas. Sektor B oleh TNI dan Sektor C oleh Polri. Pencarian korban akan terus dilakukan,” ucap Willem.

Berita Terkait:  Longsor Susulan Terjadi di Ponorogo saat Pencarian Korban Dilakukan

Menurut Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwikorita yang ikut dalam peninjauan lokasi longsor mengatakan, struktur geologi di sekitar tempat kejadian berupa patahan.

“Perbedaan morfologi menyebabkan aliran longsor berbelok sehingga cukup jauh dampak dari longsor” ucapnya.

Panjangnya longsor yang terjadi dari mahkota longsor ke daerah hilir, mencapai 1,5 Km. Pada kesempatan peninjauan lokasi longsor, pihak BNPB menyerahkan dana siap pakai senilai Rp500 juta. (sng)