Scroll untuk baca artikel
Par-Pol

Pengamat Serukan Persatuan Pasca-Pilkada 2024: Jangan Biarkan Perbedaan Memecah Kita

×

Pengamat Serukan Persatuan Pasca-Pilkada 2024: Jangan Biarkan Perbedaan Memecah Kita

Sebarkan artikel ini
Pengamat politik yang juga Direktur Pustaka Institute, Rahmat Sholeh saat berbicara mengenai persatuan pasca Pilkada 2024.

Suarapena.com, JAKARTA – Pengamat politik yang juga Direktur Pustaka Institute, Rahmat Sholeh, mengingatkan masyarakat bahwa pasca-Pilkada 2024 harus menjadi momen penting untuk menyatukan perbedaan dan merajut kembali tali persaudaraan antarwarga negara.

Rahmat menekankan bahwa meskipun berbagai pasangan calon hadir dengan latar belakang berbeda, tujuan utama mereka tetap sama, yaitu untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 sebagai negara maju.

Advertisement
Scroll ke bawah untuk lihat konten

“Pilkada memang menyajikan berbagai pilihan, namun kita semua memiliki visi yang sama untuk masa depan bangsa. Kini saatnya kita merenung dengan kepala dingin dan hati yang tenang,” ujar Rahmat saat ditemui di Jakarta, Jumat (29/11/2024).

Lebih lanjut, Rahmat menegaskan bahwa pasca-Pilkada bukanlah waktu untuk memperuncing perbedaan, melainkan untuk merenung dan berpikir jernih.

Dia mengingatkan, perbedaan dalam sikap politik selama kampanye harus dipandang sebagai bagian dari dinamika demokrasi yang sehat, di mana setiap individu berhak memilih tanpa saling menyinggung.

Berita Terkait:  Gubernur Bengkulu Tersangka Korupsi, Bisa Dilantik Jika Menang Pilkada, Tapi...

“Siapa pun yang terpilih nanti, mereka adalah pemimpin bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya bagi pendukungnya saja,” lanjut Rahmat.

Rahmat juga mengingatkan, untuk menghindari ujaran kebencian, serangan terhadap lawan politik, dan eksploitasi perbedaan demi kepentingan negatif yang bisa memperburuk keadaan.

“Perbedaan itu wajar, karena itu bagian dari keanekaragaman dan kebhinekaan kita,” tegasnya.

Berita Terkait:  Menghadapi Pilkada Serentak 2024: Antisipasi Tantangan dan Tingkatkan Partisipasi Masyarakat

Bagi pihak yang merasa tidak puas dengan hasil pemilu, Rahmat mengajak mereka untuk menempuh jalur yang sah melalui mekanisme hukum yang ada, seperti Bawaslu atau Mahkamah Konstitusi, daripada terjebak dalam provokasi yang bisa merusak persatuan.

“Jika ada dugaan kecurangan, sampaikan melalui saluran yang tepat. Jangan biarkan ketidakpuasan membawa kita ke jalan yang salah,” pungkasnya. (r5/bo)