Suarapena.com, BEKASI – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi resmi meluncurkan program SIGAP (Siap Jaga Pekerja Informal), sebuah inisiatif inovatif yang memberikan perlindungan sosial ketenagakerjaan bagi ribuan pekerja sektor informal. Program ini menjadi bukti nyata keberpihakan Pemkot terhadap para pejuang ekonomi rakyat seperti ojek online, kuli bangunan, pedagang kaki lima (PKL), hingga buruh harian lepas yang selama ini belum tersentuh jaminan sosial.
Acara peluncuran berlangsung meriah di Balai Patriot Kota Bekasi, dihadiri oleh Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, Ketua DPRD Sardi Efendi, jajaran Forkopimda, perwakilan BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Jawa Barat, komunitas pekerja informal, serta masyarakat umum.
Tri menegaskan pentingnya kehadiran negara bagi mereka yang bekerja tanpa kepastian pendapatan dan perlindungan.
“Banyak warga kita kerja keras tiap hari—tukang ojek, pedagang keliling, buruh harian, sopir—tapi kalau sakit atau kecelakaan, keluarga mereka bisa terpukul. Lewat SIGAP, pemerintah ingin hadir dan melindungi mereka,” ujar Tri, Rabu (5/11/2025).
Saat ini, tingkat kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan di Kota Bekasi baru mencapai 44 persen. Melalui SIGAP, Pemkot menargetkan 11.666 pekerja rentan sebagai penerima manfaat tahap pertama yang tersebar di seluruh kecamatan. Data penerima dikumpulkan melalui verifikasi lintas dinas, termasuk Dinas Sosial, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perhubungan, hingga mitra aplikator ojek online.
Program ini menyasar warga dalam kondisi ekonomi rentan, khususnya yang masuk kategori Desil 1 hingga Desil 5.
“SIGAP bukan sekadar santunan, tapi bentuk keadilan sosial dan penghargaan atas kerja keras warga. Kami ingin pekerja informal merasa dihargai dan dilindungi negara,” tambah Tri.
Untuk menjamin keberlanjutan program, Pemkot Bekasi juga menggandeng dunia usaha melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) serta menggerakkan aparatur sipil negara lewat gerakan PSR (Personal Social Responsibility) — sebuah ajakan bagi ASN untuk ikut melindungi pekerja di sekitar mereka.
Momen haru pun terjadi saat Tri berdialog dengan salah satu penerima manfaat, Dedi, seorang pengemudi ojek online.
“Amit-amit ya, kalau jatuh dari motor, bukan cuma helm yang nyelamatin, tapi juga BPJS lewat program SIGAP,” ujarnya sambil tersenyum.
“Sekarang kerja di jalan rasanya lebih tenang, Pak. Kalau ada apa-apa, keluarga saya nggak bingung lagi,” tambahnya dengan mata berkaca-kaca.
Program SIGAP menjadi langkah awal menuju Universal Coverage Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (UCJ) di Kota Bekasi. Target jangka panjangnya, seluruh pekerja — baik formal maupun informal — akan terlindungi secara penuh pada tahun 2045, bertepatan dengan visi Indonesia Emas.
Melalui SIGAP, Kota Bekasi tak hanya menegaskan komitmennya terhadap kesejahteraan pekerja, tetapi juga menyalakan harapan baru bagi ribuan keluarga yang menggantungkan hidupnya dari sektor informal. (sp/dt)







