Oleh: Jodhi Yudono
Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO)
DATANG ke bekas kediaman tokoh pers Indonesia, Jamaludin Adinegoro, saya merasa seperti diingatkan, betapa dunia pers kita tidak maju ke depan, tapi malah seperti sedang berlari mundur. Spirit Adinegoro sebagai seorang wartawan yang juga intelektual dan kritis terhadap ketimpangan sosial, serta senantiasa menjaga obyektivitas, sudah melemah getarannya. Sebab rupanya, pers sudah tak berdaya oleh tekanan yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan sipil maupun negara.
Hari Pers Nasional kali ini, yang dilengkapi dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke tanah kelahiran Adinegoro, saya kira menjadi isyarat bagi insan pers Indonesia untuk kembali ke rumah etik kita dengan menjunjung independensi dan mewartawakan kabar yang benar.
Apabila isyarat ini tidak kita sikapi, saya kira kita akan gagal menghadapi ujian sosial yang ditandai dengan berlangsungnya Pemilihan Kepala Daerah pada 2018; Pemilihan Umum, hingga Pemilihan Presiden di tahun 2019.
Jika kita tak lulus dalam ujian ini, maka bisa kita tebak seperti apa wajah bangsa kita di masa mendatang. Pers yang seharusnya berada di tengah sebagai medium yang adil, akhirnya terseret dalam pertempuran kepentingan.