Suarapena.com, JAKARTA – Memasuki bulan suci Ramadan, isu stabilitas harga beras menjadi perhatian utama. Data terkini dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan harga beras medium mencapai Rp14.380, menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pertanyaan di benak Komisi VI DPR RI yang membidangi perdagangan.
Dalam Rapat Kerja dengan Kementerian Perdagangan, Anggota Komisi VI DPR RI, Evita Nursanty, mengungkapkan keprihatinan atas langkah pemerintah dalam menstabilkan harga beras.
Ia menyoroti volume impor beras yang tinggi, yang tidak berbanding lurus dengan stabilitas harga di pasaran.
“Kita harus mempertanyakan, mengapa meskipun impor beras mencapai titik tertinggi dalam 25 tahun terakhir, harga beras masih belum stabil,” ujar Evita di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Evita juga menekankan bahwa pemerintah seharusnya tidak hanya bertindak reaktif seperti ‘pemadam kebakaran’ yang hanya menyelesaikan masalah sesaat tanpa mencari akar permasalahan yang sebenarnya.
Ia mendesak pemerintah untuk mengambil langkah konkret dan bersama-sama dalam mengatasi masalah ini, mengingat pentingnya stabilitas harga beras bagi masyarakat, terutama di Ramadan ini.
Pada tahun 2023, pemerintah melakukan impor beras sebanyak 3,5 juta ton, yang dilakukan untuk mengatasi penurunan produksi akibat El Nino. Namun, langkah ini tampaknya belum cukup untuk menjamin ketersediaan beras dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat.
Terakhir, Evita berharap agar pemerintah dapat bekerja sama secara efektif untuk menstabilkan harga beras, yang tidak hanya penting bagi kebutuhan sehari-hari masyarakat tetapi juga sebagai bagian dari persiapan bulan Ramadan yang penuh berkah. (r5/bia/rdn)